Sabtu, 19 Februari 2011

CERPEN CINTA

Cinta

1.      aku tak sadar kalo selama ini aku terperangkap dalam cintanya yang begitu menakutkan dan membuatku gak bisa lepas dari genggamanya.tanpa ku sadar semua itu terjadi begitu saja saatku sadar aku sudah ada dalam genggaman tangannya yang bagitu kuat menggenggam cintaku ini.tanpa ku tau aku terjerumus dengan cintnya yang membutakan mataku menyilaukan hatiku dengan cintanya,,awalnya ku hanya mengenalnya sebagai teman saja tanpa rasa apa-apa padanya yang ku tahu hanya dia temanku dan aku memiliki hubungan dengan orang yang tepat bukan dengan orang yang tak punya perasan macam dia...tapi itu bagai senjata makan tuan bagiku,saat orang yang paling berharga bagiku pergi meninggalkanku dia hadir menemaniku dalam setiap keterpurukanku,tanpa ku tau ternyata aku mulai ada rasa sama dia,awalnya aku tak begitu peduli sama rasa itu aku hanya menganggapnya sebagai angin lalu,tapi lama-lama rasa itu menusukku bagitu keras tanpa ada orang yang tau tentang rasa itu lama ku pendam dia mengetahuinya kita sama-sama saling terbuka dalam masalah hati ini dan jadilah aku mencintainya dan memilikinya seutuhnya.ku jalani hubungan ini tanpa ada rasa salah atau benar semakin lama semakin lama aku mencintainya begitu dalam hinggaku tak sanggup untuk jauh darinya atau pun meninggalkannya,,,aku berharap cintaku ini akan menjadi yang terakhir.amieennamun,tuhan berkat lain disaat aku mencintainya hubunganku terhalang jurang pendidikannya yang harus dilanjutkan dibali,sontak aku kaget dan menanyakan benarkah dia akan meninnggalkanku selamanya dan menetap dibali seterusnya,dia dengan berat hati mengiyakan hal itu.aku menangis tak ada henti-hentinya meratapi kisah cintaku ini,,setelah keberangkatanya ku coba untuk merelakanya tapi aku tak sanggup merelakan dia jauh dariku?aku mencoba berbagai cara untuk melupakannya tetap ta bisa hingga akhirnya kucoba untuk mencari penggantinya.yah,memang ada penggantinya kujalani bersamanya tanpa ada rasa aku menyesal kenapa aku tak bisa mencintainya seperti aku mencintai dia.aku akhirnya memutuskan hubungan dengannya aku tak ingin dia terluka lebih jauh biar aku menyimpan rasa ini sampai nanti aku mati..tak sanggup aku mencintai orang lain selain dia.rasanya hancur hatiku mengenang dia menangisi dia tanpa dia tau apa aku harus merasa aperti ini.aku tak sanggup jika harus mencintainya tanpa dia tau..aku tak sanggup rasanya dia tinggal sendri..kurindu sapa hangatnya saatku bangub tidur,candanya saatku sedih,tawanya saat menggodaku,,,aku kangen dengan semua itu kemarin,hari ini dan selamanya,,,aku mencintainya bukan sebatas rasa suka tapi rasa cinta yang aku ingin jaga seutuh dan sepenuh hati bersamanya,,,,




2.      penyesalan memang selalu datang belakangan.yah...sekarang memang cuma tinggal penyesalan dan kenangan yang tak bisa aku lupakan.kesalahanku adalah membiarkanmu pergi dan tak menghiraukan cinta yang kau bawa untukku, cinta yang dulu pernah kau tawarkan padaku, cinta yang pernah membuatku bahagia setiap saat bertemu denganmu, cinta yang juga aku pendam, dan kau tak pernah tau bahwa aku juga punya perasaan yang sama denganmu.kau pernah mengukir cerita manis dalam memori hatiku dan kini kau tlah bersama orang lain, aku sakit tapi tak mungkin untuk memintamu kembali karna aku yang memintamu pergi..walau sakit tapi ku tahu inilah yang terbaik, terbaik untuk kita.maaf bila dulu keputusanku membuatmu terluka, mungkin kamu tidak tau aku juga terluka membuat keputusan itu, kini aku memang menyesal tapi aku bahagia, karna dengan keputusan itu setidaknya ada salah satu diantara kita yang akhirnya bahagia, walau kini kau bersama orang lain, aku juga ikut bahagia melihatmu bahagia walau bukan denganku.tapi aku tak akan melupakanmu sampai aku mati.........


Dilarang Jatuh Cinta

3.      Cerpen Maroeli Simbolon, Dimuat di Republika 12/19/2004Wah! Semua mata terbelalak -- berpusat kepada laki-laki yang berdiri persis di atas atap gedung berlantai 33, siap untuk bunuh diri. Sejumlah polisi sibuk mengamankan lokasi yang dipenuhi orang-orang yang ingin menyaksikan peristiwa tragis itu secara langsung, dengan berbagai ekspresi yang tak kalah seru. Ada yang bergidik, ada yang terbelalak histeris, ada juga yang terkagum-kagum. Situasi heboh itu melumpuhkan lalulintas. Beberapa polisi sibuk berdebat dan stres -- mencari solusi bagaimana mencegah orang sableng itu agar tidak mewujudkan kegilaannya. Ada juga polisi yang langsung menghubungi pihak rumah sakit untuk segera mengirimkan ambulans. Mengapa ada yang ingin bunuh diri?Silakan tanya kepada para penduduk di sebuah negeri yang sedang dilanda cinta, atau kepada seorang laki-laki muda yang tampan, yang kini berdiri gagah dan tenang di bibir gedung pencakar langit, dan siap terjun bebas. Padahal, embun masih terjun ke bawah ketika polisi yang memanjat baru mencapai setengah gedung. Orang-orang pun berteriak histeris. Dan, lihatlah, seperti tubuh yang bunuh diri pertama, wanita itu juga melayang-layang ke bawah. Dari tubuhnya, satu per satu tumbuh bunga-bunga yang mekar. Dan, begitu tiba di tanah, tubuhnya telah menjelma sebatang pohon bunga beraneka rupa. Di pucuk bunga terselip kertas yang bertulis, ''Kubuktikan cinta dengan kepasrahan!'' Belum habis keterkejutan orang-orang, kembali terdengar teriakan seseorang, ''Lihat! Di atas gedung bertingkar 52 sana juga ada yang hendak bunuh diri!''Semua terperangah, berteriak ngeri. ''Kegilaan apa lagi ini?!''''Lihat! Di gedung 67 tingkat itu juga!''''Lihat! Di gedung warna kelabu ungu bertingkat 73 itu juga!''''Lihat! Di atas menara pahlawan itu juga!'' Semua menggigil seputih kapas di ujung ilalang. Bahkan angin pun beringsut ketakutan. Sebab, hari itu lebih sepuluh orang melakukan bunuh diri dengan cara yang sama (melompat dari atas gedung bertingkat) dan motif yang sama atau hampir sama. Mungkinkah cinta yang menciptakan semua tragedi yang mencemaskan ini? Peristiwa itu mencengangkan semua orang, sekaligus menimbulkan rasa takut dan khawatir yang hebat. Dan peristiwa ini menjadi topik utama di mana-mana, dari kedai kopi, kafe hingga hotel berbintang, terutama menjadi headline koran-koran terkemuka. Berbagai kalangan pengamat memberi komentar dan tanggapan, dari psikolog hingga pengamat sepakbola. Ternyata, hari demi hari, peristiwa bunuh diri itu tiada henti, terus-menerus terjadi. Sehingga, semakin panjang daftar orang yang mati bunuh diri dengan melompat dari atas gedung. Bahkan menjadi ancaman, melebihi wabah penyakit menular. Bunuh diri itu sudah melanda semua orang, dari jompo hingga anak-anak, dengan teknik yang semakin aneh. Sableng bin edan! Ada yang berpakaian Pangeran, Ratu, Pendekar, Batman, Superman. Ada yang bersalto, jumpalitan di udara, berselancar. Ada pula yang terjun sambil baca puisi. Penduduk negeri itu semakin dicekam rasa takut dan waswas yang luar biasa. Semua mengkhawatirkan sanak keluarganya dan dirinya akan ikut bunuh diri suatu waktu. Sebab, penyakit bunuh diri itu dengan cepat menyebar dan menjangkiti siapa saja. ''Bila tidak segera dihentikan, anak-anak kita, saudara kita, bahkan kita sendiri akan terpengaruh, dan melakukan tindakan bunuh diri itu.''''Ya. Ini harus kita hentikan!''''Bagaimana caranya? Adakah cara jitu yang kamu pikirkan?'' ''Ah. Ayo, kalangan intelektual, berpikir dan bertindaklah segera. Jangan cuma ngoceh ke sana ke mari!'' teriak orang-orang, kehilangan arah.Penduduk semakin panik, saling bertanya satu sama lain. Tetapi, semua menggeleng. Semua angkat bahu. Semua jadi buntu jadi batu. Apa lagi yang dapat dilakukan? Maka, tanpa dikomando, semua tekun berdoa dan samadi agar wabah penyakit bunuh diri itu segera berakhir. Sayangnya, ketika doa-doa meluncur di udara, burung-burung gagak berebutan menyerbu dan mencabik-cabiknya sehingga tidak pernah sampai di meja kerja Tuhan. Jika pun ada yang sampai, cuma berupa sisa atau percah. Tentu Tuhan tidak sudi mendengarnya. Apalagi Tuhan semakin sibuk menata surga -- sambil mendengarkan musik klasik -- karena kiamat sudah dekat. Disengat kepasrahan yang mencekam itu, tiba-tiba Maharaja menemukan gagasan, ''Kita bikin pengumuman!'' teriaknya pasti.Seketika semua melongong. ''Pengumuman? Untuk apa?''''Di setiap tempat, kita buat pengumuman: Dilarang Jatuh Cinta!''Semua kurang menanggapi. ''Apakah mungkin efektif untuk mengatasi maut yang mengancam di depan mata kita?'' Maharaja angkat bahu. ''Coba dulu, baru tahu hasilnya,'' jawab Maharaja. ''Masalah utamanya sudah jelas, akibat cinta. Setiap orang yang terjerat cinta, entah mengapa jadi ingin bunuh diri. Satu-satunya cara, ya, kita larang orang-orang jatuh cinta. Siapa pun tak boleh jatuh cinta agar hidup terjamin.'' ''Wah, mana mungkin. Jatuh cinta itu manusiawi. Beradab dan berbudaya. Berasal dari hati. Kata hati. Muncul begitu saja -- tanpa diundang. Apalagi, cinta kan pemberian Tuhan,'' protes orang-orang, tak dapat menerima pendapat Maharaja yang dinilai ngawur. ''Terserah. Jika ingin selamat, menjauhlah dari cinta. Kalian jangan pernah jatuh cinta. Mengerti?! Tetapi jika sudah bosan hidup, ya, silakan jatuh cinta!'' tegas Maharaja. ''Sekarang, mari kita pasang pengumuman itu sebanyak-banyaknya dan sebesar-besarnya!'' Meski dijerat tali ketidakmengertian yang luar biasa, pengumuman akhirnya dibuat juga. Dipancangkan dan ditempelkan di mana-mana, termasuk di bandara. Maharaja bahkan melakukan siaran langsung di seluruh televisi: ''Saudara-saudari sekalian yang saya benci. Sebab, mulai sekarang, saya tak ingin mencintai, agar berumur panjang. Saya harus benar-benar dipenuhi kebencian. Seperti kita saksikan bersama-sama, cinta telah menyebabkan banyak orang bunuh diri. Cinta telah membutakan mata. Cinta telah merenggut nyawa sanak keluarga kita. Cinta mengancam kita. Maka, dengan ini, kepada semua yang mendengarkan pengumuman ini, saya tegaskan: dilarang jatuh cinta! Kita harus melawan cinta. Kita tegas-tegas menolak cinta. Cinta tidak memberi apa-apa yang berharga bagi kita, cuma kematian. Mengerikan, bukan? Mulai sekarang, kita proklamirkan semboyan baru kita: hidup sehat tanpa cinta. Hiduplah dengan saling membenci, bercuriga, menghasut, dan sebagainya. Jangan pernah mencintai!'' Aneh. Penduduk bertepuk sorak menyambut pengumuman itu. Bahkan, untuk selanjutnya, banyak yang memuji kebijaksanaan Maharaja sebagai sikap brilian. Mereka merasa telah menemukan solusi jitu memberantas wabah penyakit bunuh diri itu. Hidup tanpa cinta, tidak terlalu buruk demi hari depan yang lebih baik. Dengan saling membenci, esok yang lebih cerah dan terjamin siapa tahu segera tercapai. Hari masih terlalu subuh. Ayam dan burung-burung masih ngorok. Tetapi keributan orang-orang dan kesibukan polisi telah merobek cadar ketenangan. Apalagi wartawan-wartawan sibuk meliput dan melaporkan -- blizt dan lampu kamera televisi berpantulan. Apa yang sedang terjadi. Wah. Sungguh mengejutkan dan mencengangkan! Betapa tidak, di depan gedung istana Maharaja berlantai 113 yang mencuat menusuk langit kelam, Maharaja dengan masih memakai piyama sedang berdiri di atasnya bersiap-siap bunuh diri. Orang-orang menahan napas dan terbelalak ngeri menyaksikan tragedi ini. Sementara, istrinya, Maharani menyorot api kebencian, ''Biarkan ia menikmati kesempurnaan cintanya!'' Maharaja mengembangkan tangan. ''Ah. Ternyata cinta itu indah. Kita tak dapat hidup tanpa cinta. Cinta itu anugerah. Berdosalah orang-orang yang tak memiliki cinta!'' teriak Maharaja, lalu melompat ke bawah. Tubuhnya melayang dan ditumbuhi bunga-bunga mekar. Tiba-tiba menyusul sesosok tubuh wanita muda yang sintal, melompat sembari bersenandung lagu cinta. Tubuhnya juga melayang, seperti menari -- dan ditumbuhi bunga-bunga mekar. Begitu tiba di tanah, bunga-bunga itu pelahan merambat dan menyatu, lalu membesar dan menjadi belukar yang menjalari dinding-dinding istana dan rumah tangga-rumah tangga. Semua melotot heran. ''Mengapa Maharaja bisa segila itu?''''Selingkuh. Ia selingkuh dengan sekretarisnya!'' cibir Maharani sambil meludah ke tengah belukar itu. Akibat ludah itu, tiba-tiba belukar itu bergerak-gerak liar sepenuh nafsu kelabu, membelit kedua kaki Maharani, dan menariknya, ''Cintakah?!'' Jakarta,


4.    Ternyata aku memang mencintainya. Setiap malam aku memikirkan ini, dan sekarang baru aku merasa yakin kalau rasa ini memang hanya untuknya. Semakin aku mengenalnya, seakan aku tak bisa lepas lagi darinya. Michelle, aku sangat mengagumimu. Sosok yang begitu sederhana. Yah, alasan itulah yang selama ini membuatku tak berani meneruskan rasa ini. Aku, seorang pemilik bisnis komputer yang cukup terkenal, tak mungkin bisa jatuh cinta pada seorang gadis biasa seperti dia. Aku yang lulusan S2 sebuah PTN terkenal di Jakarta tak mungkin bersama gadis yang hanya lulusan SMA. Aku yang terus berprestasi sepanjang masa studiku hingga sekarang berkarir, tak mungkin berniat serius dengan anak seorang pemilik warung pinggir jalan seperti dia. 6 bulan lebih aku tetap pada pemikiranku itu. Sungguh, aku tak mungkin bersama dia. Apa kata dunia bila aku pacaran, dan akhirnya mengikat janji dengan gadis yang tak setara denganku?Dan aku yakin bisa menghilangkan rasa yang sebenarnya telah tumbuh sejak pertama bertemu dengannya, di warung milik ayahnya. Sampai hari ini tiba. Keyakinanku goyah. Yah, ternyata semua prediksiku salah. Aku tak bisa melupakannya, sedetik pun. Terlebih akhir-akhir ini. Entah apa yang membuatku begitu mengaguminya diantara gadis-gadis lainnya. Ada banyak pilihan buatku, gadis selevel, pintar, berkarir, dari keluarga yang disegani, tapi aku tak pernah bisa memilih. Tak ada satu gadispun yang sanggup menyita waktu dan pikiranku seperti Michelle. Aku akui setahun yang lalu aku pernah berniat serius dengan salah satu branch office managerku di kantor cabang daerah Surabaya. Dia pintar, disiplin, loyal, dan yang paling penting, dia juga berniat serius denganku. Tapi aku juga tak mengerti kenapa tiba-tiba saja perasaan itu hilang justru setelah kami semakin saling mengenal, dan akhirnya aku membiarkan dia dinikahi seorang staff perbankan rekanan bisnisku. Yap, istilahnya, aku jadi mak comblang untuk orang yang katanya aku sayangi. Aneh kan? Akhirnya setelah aku mengenal Michelle, aku tahu jawabannya. Aku hanya mengagumi saja, bukan mencintai. Dan aku merasa berbeda dengan Michelle. Walaupun sebelumnya ada banyak penyangkalan dan pemikiran rasional atas perasaanku padanya, kenyataannya, aku mengakui sekarang. Aku sedang jatuh cinta!
***
Saat itu aku melihatnya sedang membantu seorang nenek menyebrang di jalanan yang memang sangat ramai. Entah kenapa tiba-tiba saja aku menghentikan laju mobilku dan memutuskan mengikutinya. Ternyata dia lalu masuk di sebuah warung pinggir jalan tak jauh dari tempatku berdiri memandangnya. Pandanganku terus mengikutinya. Dia sibuk melayani pembeli. Dengan tangannya yang cekatan dia membersihkan meja, mengantar pesanan, menerima pembayaran dari pembeli, sesekali menyeka keringat yang menetes di dahinya. Tanpa sadar, hampir dua jam aku disana memandangnya. Dan hal itu berlanjut terus hingga satu minggu. Aku tetap berdiri disana, sampai pada hari ke delapan pengintaianku, aku memutuskan untuk makan di warung itu. Sebuah keputusan sulit karena sebelumnya aku tak pernah makan di pinggir jalan. Aku termasuk orang yang sangat berhati-hati dengan makanan. Tapi toh akhirnya aku masuk juga, dan mulai memilih makanan apa yang akan aku santap. Dia datang, menawarkan menu andalan warungnya. Aku mengikuti sarannya, es kelapa muda dan soto babat tapi tanpa nasi, karena aku tak biasa mengenyangkan diri di pagi hari. Dia berlalu, melayani pesananku dengan bantuan seorang lelaki paruh baya yang akhirnya aku kenal sebagai ayahnya. Saat dia datang lagi dengan pesananku, aku benar-benar tak mengerti apa yang membuatku nekat melakukan ini. Dia biasa saja, sekilas tak ada yang menarik dari wajahnya. Sampai saat aku melihatnya tersenyum pada ayahnya sewaktu mereka asyik bercanda. Akrab sekali. Warungnya memang masih sepi, karena mungkin memang masih terlalu pagi. Dan aku memang sengaja memilih waktu ini agar aku bisa menemukan jawaban atas kelakuan anehku seminggu ini. Akhirnya aku temukan. Kesahajaannya, semangatnya, rasa percaya dirinya, keramahannya, juga senyumnya. Aku terpesona pada dirinya. Hingga berbulan-bulan aku selalu sarapan di warung itu, berkenalan dengan ayahnya. Membicarakan obrolan-obrolan ringan seputar topik-topik hangat yang menjadi headline di surat kabar, hingga cerita soal keluarganya. Ternyata ayah Michelle open mind person, berwawasan, dan sangat bijak menyikapi suatu masalah. Aku tak pernah canggung dibuatnya. Dari obrolan biasa, hingga masalah serius menyangkut masa depanku aku bicarakan padanya. Tak jarang Michelle turut menyela saat dia tak sibuk melayani pembeli. Menanggapi omongan ayahnya yang kadang memang suka diselingi dengan canda. Aku seakan merasa begitu dekat dengan mereka, disamping perasaan lain yang aku rasakan semakin tumbuh subur pada Michelle. Tapi seperti apa yang aku ungkap sebelumnya, aku tak berani mengakui kalau ini adalah rasa cinta, hanya karena status sosial dan keadaan Michelle yang sangat sederhana. Tapi pagi ini, setelah semalaman aku berpikir keras, aku akan mengubahnya. Yah, aku sudah mantap pada pilihanku. Aku sudah tahu banyak tentang latar belakang Michelle. Studinya mandek bukan karena otak Michelle tak mampu, tapi karena dia mengalah untuk adik-adiknya. Tak meneruskan studi tak membuat Michelle berhenti belajar. Banyak yang dia tahu, termasuk masalah komputer. Rasa ingin tahunya sangat tinggi, membuat aku semakin tak bisa melepas pesonanya. Yah, hanya keadaan yang kurang menguntungkan baginya. Dan sekarang, aku ingin sekali membuatnya bahagia. Berhenti memikirkan nafkah untuk keluarganya. Karena aku yakin sanggup menafkahinya, lahir dan batin, termasuk menyekolahkan kedua adiknya. Aku semakin mantap dengan keputusan ini. Segera kupacu Soluna hijau metalikku dengan hati yang tak menentu. Kali ini aku berniat memarkirnya di depan warung ayah Michelle, agar dia yakin aku bisa mencukupi kebutuhan materinya. Selama ini aku memang tak mengenalkan diriku yang menjadi direktur utama perusahaan spare part komputer dengan banyak kantor cabang di seluruh Indonesia. Yang mereka tahu aku hanya seorang wiraswasta yang sedang meniti karir. Aku tak berniat membohongi mereka, hanya saja aku tertarik dengan ketulusan dan keramahan mereka pada setiap orang, tak perduli status sosial mereka. Dan itu menjadi satu bukti padaku, bahwa mereka, terlebih Michelle tak berorientasi pada status dan materi bila mengenal seseorang, berbeda dengan orang-orang yang selama ini berada di dekatku. Setelah tikungan itu aku akan segera sampai, tapi ups!!! Nyaris saja aku menabrak seorang nenek tua yang menyebrang tertatih. Untung aku cepat menguasai keadaan hingga mobilku bisa berhenti di pinggir jalan sebelum sempat menabrak pohon beringin besar di sisi jalan itu. Huff!! Aku menarik nafas lega. Aku keluar, hanya ingin mengetahui keadaaan nenek tua itu. Tapi kelihatannya dia baik-baik saja, hanya agak terkejut sedikit mungkin. Tapi sudah ada banyak orang yang datang dan menolongnya, termasuk Michelle. Dia segera memeluk nenek tua itu sebelum dia menjerit dengan kerasnya. Aku heran melihatnya. Nenek itu baik-baik saja, bahkan sekarang bisa berdiri tanpa bantuan Michelle. Tapi Michelle terus menatap ke arah mobilku sambil meneteskan air matanya. Lirih juga kudengar dia menyebut namaku. Lalu datang ayah Michelle, melihat keadaan dan menenangkan Michelle. Ada segulir air mata jatuh di pipinya. Aku tak mengerti. Segera saja kudekati Michelle, gadis yang ingin kunikahi itu. Aku tak tahan melihatnya menangis tersedu seperti ini. Tapi seakan dia tak melihatku, berlari mendekati mobilku. Ternyata ada banyak orang di sekeliling mobilku, menarik tubuh seorang lelaki muda yang bersimbah darah dari kursi depan mobilku. Aku heran, dan berjalan mendekat. Melihat Michelle yang masih terus menangis, juga ayahnya. Lalu aku melihat wajah itu, penuh darah, tapi aku masih bisa mengenalinya. Dia adalah aku

5.      Pagi masih terlihat sejuk, burung-burungpun terus bernyanyi diatas pohon depan kamarku, entah kenapa hari ini aku merasa bersemangat.., mungkin karena aku akan bertemu dengan Rhyo sepulang sekolah nanti. Setelah sebulan lamanya aku tidak bertemu dengannya jangankan bertemu mendengar suaranya saja juga tidak. Sesampainya disekolah wendy dan lintang sudah menunggu aku dikelas.ly, gimana nanti? Pasti kamu sudah gak sabar yah..?.tanya wendy sedikit ingin tahu.iya nih wen, aku jadi pingin buru-buru pulang aja ya ampun kailyakitakan baru masuk!sindir lintang dengan mengeleng-gelengkan kepalanya sambil menepuk bahuku.*** ahakhirnya bel pulang berbunyi tanda pelajaran kami sudah selesai, dengan bergegas aku langsung pamit pulang duluan..Aku menunggu dikantin didepan sekolah, aku lihat jam ternyata masih jam setengah satu, sedangkan Rhyo janji menjemputku jam satu nanti disini..sambil menunggu waktu itu tiba aku minum es kelapa trus nonton TV deh..Akhirnya Rhyo datang juga meski terlambat 15 menit. Aku lihat ia begitu murung, sorot matanya nampak menggambarkan kesedihan yang mendalam. Hai..Kailya apa kabar?...tanya rhyo sambil menecup keningku. Begitu hangat kecupan Rhyo..,Seakan-akan melepas rindu yang mendalam. Aku tak banyak berkata-kata aku hanya ingin tahu saja Rhyo, kamu kenapa kok hari ini aku liat kamu aneh, kamu punya masalah,kenapa ?..ada apa ?..,aku semakin mengkhawatirkan orang yang selama lima tahun ini telah menjadi pacarku.Aku tahu betul apa yang menimpanya..
Sebelum Rhyo menjawab aku sudah diajaknya pergi meninggalkan kantin.selama perjalanan Rhyo terus menggenggam tanganku sambil mengendarai motor yang kami tumpangi dengan pelan namun pasti Rhyo mengajak aku kepantai, dan ini untuk yang pertama kalinya ia mengajak aku ketempat seromantis ini. Kami berjalan menyusuri pinggir pantai sambil merangkulku Rhyo tiba-tiba saja bercerita
.kamu ingin tahu aku,kenapa selama satu bulan ini aku tidak menghubungimuatau bahkan menemuimu..?aku tau itu karena kamu harus keluar kota untuk bekerja, mungkin kamu sibuk makanya kamu tidak menelephon aku..hanya itu yang aku tahu�� bukan karena itu Kailyamasih banyak yang kamu belum tahu tentang aku Lya, mungkin kamu terlalu baik untuk aku,kamu selalu berusaha untuk berada dekat aku saat aku merasa kehilangan semangat,saat aku merasa benar-benar tak berarti lagi untuk jadi orang yang kau cintai.. jangan katakana kamu tidak mencintaiku lagi, Rhyo?! , aku tidak ingin mendengarnya. Bukan lya! lalu apa..??.. tidak mungkin aku tidak mencintaimukamu sudah terlalu memenuhi seluruh pikiranku selama ini.., terlalu banyak cerita yang kulalui bersamamu, tak pernah sedikitpun kamu menyakiti perasaanku, kamu selalu membuat aku tersenyum, bahkan tertawa disaat disaat kesedihan melandaku.*** Rhyo mengajak aku untuk menumpangi perahu berdua saja dengan makanan dan minuman yang tertata rapih dimejanya ada dua lilin dan satu tangkai bunga mawar dan secarik kertas berwarna biru tertuliskan namaku KAILYA PERMATA
mungkin aku tak bisa membahagiakanmu, tapi paling tidak
Izinkan aku memberikan yang berlebih pada diriku untuk mu

Maafkan aku atas kata2 yang tak terwujud
,maafkan aku atas kebisuanku
Selama ini
.
Dariku

Yang takut akan kehilangan dirimu
Rhyo armadana

Aku seakan
akan telah terlelap dalam mimpi indahkumimpikah aku? tidak Kailyakamu tidak bermimpi kamu sedang bersama aku sekarang. Rhyo ayo kita pulang sudah sore nanti mama marah,?..tenang aja lya.., tadi aku sudah izin sama mama untuk mengajak kamu pergi dan pulang larut. Terlalu banyak yang sudah kamu perbuat untuk ku Yo.., tapi sesungguhnya aku mengenalmu, aku tau sebelum kamu mengatakannya padaku, yang aku butuh bukan kata2 manis,atau puisi,bahkan setumpuk bunga mawar, karena yang aku butuh hanya kamu dan bersamamu dalam setiap detik yang aku punya, ada kamu yang menjaga aku, ada kamu yang membuat aku semangat.
*** Enam bulan berlalu akhirnya aku diterima disalah satu universitas tempat dimana Rhyo kuliah dulu, belum lagi wendy dan lintang juga diterima ditempat yang sama. Ini hari pertama aku masuk kuliah, dan tadi Rhyo yang mengantar aku kekampus
Saat aku sedang mengikuti OSPEK semuanya masih berjalan lancarsampai saat aku merasa seluruh badanku remuk kepala ku pusing dan aku tak tau apa yang terjadi lagi setelah mataku terpejam dan terjatuh.Sadar2 aku sudah berada diruang perawatan kampus,..Ly.,kenapa kamu, kamu belum makan yah?tanya lintang dan wendy mengkhawartirkan aku. Loh kok kalian boleh masuk kesini..ia sekarang kita sudah diizinkan pulang oleh kaka senior.
Satu minggu berlalu entah kenapa akhir2 ini badan aku terasa pegal2 belum lagi rasa nyeri ditulangku
,dulu aku juga pernah seperti ini dan sudah diperiksakan kedokter aku hanya tidak boleh terlalu lelah saja. Setelah minum obat hilang semua. Tapi kok sekarang tambah parah yah,sudah dua hari aku tidak masuk kuliah, tentu saja semua jadi khawatir akan keadaan ku.tiap hari setiap pulang kuliah wendy dan lintang selalu menemaniku dirumah belum lagi perhatian Rhyo yang membuat aku merasa jadi ratu.
Satu tahun berlalu begitu lambat mungkin karena sakit yang aku rasakan sehingga selama setahun belakangan ini aku selalu keluar masuk rumah sakit dengan keluhan yang sama, aku tidak tau sakit apa, karena selama ini dokter yang memeriksaku hanya berbicara dengan mam atau Rhyo dan ketika aku Tanya mereka menjawab aku hanya tidak boleh kelelehan. Aku jadi penasaran
.,
Satu minggu berjalan lancar badanku terasa lebih enak,tulangku pun menjadi lebih bersahabat,sehingga aku beranikan diri untuk meminta Rhyo untuk jalan2 keluar rumah
Akhirnya Rhyo menyetujuinya dengan persetujuan mama tentunya,Rhyo mengajak wendy dan lintang juga pasti seru deh. Rhyo menjemputku setelah berpamitan kita melaju ke tempat wendy dan lintang.lalu kita pergi berempat kesalah satu tempat karoke dijakarta karena aku yang memintanya,entah kenapa aku ingin sekali bernyanyi bersama mereka. Penuh canda tawa semuanya riang aku merasa tidak seperti orang sakit. Rhyo selalu tersenyum dan bernyanyi sambil melihat ke arahku sehingga membuat wndy dan lintang ngiri. aduh..yang berduaan dunia milik berdua deh..sahut lintang agak sedikit mencibir sambil tertawa memandang wendy.. lintangaku sayang kamu dehjangan pergi dariku?sahut wendy beriringan meledek aku dan Rhyo. Tiga jam berlalu dan kami menghabiskannya disini. Penuh canda tawa dan kenangan yang indah bersama mereka.
Hari ini hari minggu sudah pasti semua libur,kali ini aku meminta Rhyo untuk pergi ketempat wisata di Jakarta, kali ini wendy dan lintang juga ikut,aku membawa bekal secukupnyadan kamera untuk mengabadikan suasana disana nanti. Entah kenapa aku tidak ingin melewati hariku sendiri dan hanya sendiri
Kami pergi dan disana banyak kejadian yang menyenangkan. Kami berfoto dan selalu bersama banyak sekali foto dan gaya2 kami
Keesokan harinya aku ingin sekali pergi kevilla bareng dengan mereka dan keluarggaku tapi kata Rhyo aku sudah terlalu lelah bagaimana kalau kita undur saja jadi minggu depan dan kebetulan juga bertepatan dengan ulang tahunku.yah..aku pun mengiyakannya.Keesokan harinya Rhyo rutin datang kerumahdan bicara dengan kedua orang tuaku. Aku sempat mendengar percakapan mereka yah apa lagi kalau bukan pestaku nanti. Mama sibuk menelephon saudara,papa dengan Rhyo sibuk.
menyiapkan acaranya nanti,belum lagi wendy dan lintang sibuk dengan mamamerinci siapa saja temanku yang akan diundangnya.Entah kenapa aku jadi semakin sedih,..ternyata banyak sekali orang2 yang menyayangiku selama ini, aku

beruntung memiliki mereka disisiku
ahtubuhku menggigil dan kurasakan dingin,aku juga merasakan sakut yang luar biasa di tulangku.Tapi aku tidak mau mereka semua mengkhawatirkan aku aku sengaja menyembunyikan sakitku..aku berkaca oh..alangkah pucatnya aku seperti kehabisan darah rambutkupun makin menipisTUHAN kenapa aku,ada apa dengan tubuhku?....Tiba2 saja wendy dan lintang masuk kekamar tanpa mengetuk pintu.haiLy, cie yang mau ulang tahun ngaca mulu nihsahut situkang celetuk lintang.,kita kesalon yuk aku ingin memotong rambutku ajak wendy? aku juga mau crembat nihyuk Kailya kamu sekalian aja mempercantik diri buat ulang tahun nanti.
Sepulangnya dari salon memang sih badan ku agak rilek , Besok sudah acaranya semua jadi semakin sibuk..Malam ini aku tidur tidak nyenyak untung saja ada Rhyo tiba2 datang kerumah sambil membawa kue kecil bertuliskan happy b
day Kailya dan 21 lilin menandakan usiaku sekarang Rhyo menyanyikan Happy Bday untukku tepat jam 12 malam.Selamat ulang tahun yah sayangsambil mengecup keningku..semoga cepat terlepas dari rasa sakitmu..apa yang kau inginkan akan terwujud..Makasih Rhyo aku gak pernah nyangka kamu akan datang ..aku pikir seperti biasa hanya telephone dan keesokan paginya baru kamu datang��aku kan ingin kasih kamu sesuatu yang berbeda apa lagi untuk calon istrikusambil menunjukan cincin yang rhyo bawa untukku maukah kamu bertunangan dengan ku KAILYA..? hanya airmata yang kusematkan dipipiku aku tak mampu berkata Jelas Rhyo aku mausambil memeluk Rhyo..Rhyo pun memakaikan cincinya dijari manisku*** Sesampainya divilla aku merasa lega entah kenapa aku merasa semua bebanku terlepas hilang tertiup angina��acara sudah mau dimulai sayang,semua sudah berkumpul didalam..suara Rhyo yang tiba2 muncul diiringi sebuah kecupan dipipiku dan memelukku. Rhyokamu janji yah apapun yang terjadi nanti dengan aku kamu tidak boleh menangis iya aku janjikamu bicara apa sih..kok ngomongnya kaya mau pergi kemana aja?..dah yuk kita masuk
Akhirnya acaranya selesai juga sungguh aku lelah
tapi aku senang..yang lain sedang asik bermain.disini hanya ada aku Rhyo dan dua sahabatku.kami bicara panjang lebar.kali ini aku yang banyak bicara.. aku Cuma mau ngucapin terimakasih sama kalian semua karena kalian sudah jadi yang terbaik, jadi pacar yang setia,jadi teman bahkan saudara terimakasih karena sudah membantuku mewujudkan mimpi terakhirku��mereka menangis sambil memeluk aku tiba2 saja aku tak ingat apa2yang aku ingat malaikat sudah menjemputkuKAILYA�����..semua berteriak,semua menangis meratapi kepergian KAILYAraut wajah kesedihan tampak jelas terlihat diwajah orang2 yang aku sayangi.sebelum aku benar2 pergi izinkan aku TUHAN untuk memeluk mereka orang2 yang aku kasihi..sampai akhirnya aku benar2 telah pergi keduania lain.
*** Satu tahun setelah kepergian KAILYA,Rhyo datang kemakam kailya dengan membawa kotak kecil yang diikan rapih dengan pita.
Lyaaku datang dengan membawa hadiah untukmu, ini foto2 terakhir kebersamaan kita sebelum kepergianmu satu tahun yang lalu.aku belum sempat memberi tahumu..Fotonya lucu2 apa lagi kamu terlihat sehat.sampai2 aku gak pernah nyangka kamu menderita kangker tulang.sebenarnya aku tahu sejak awal ,saat itu aku tiba2 menghilang selama satu bulankarena aku tidak bisa terima orang yang aku sayangi menderita penyakit separah ini.aku tau dari mama dan dari dokter yang memeriksa kamu..maafkan aku jika aku menyia2kan kamu waktu itu. Makanya aku ingin tebus semua kesalahanku dan aku akan membuatmu bahagia sampai akhirnya kamu telah pergi untuk selamanya
Jika ada hal yang terindah dalam hidupku aku yakin hanya kamu yang terindah
,jika aku boleh memutar waktuku lagi aku yakin hanya kamu yang aku pinta kembali. Tenanglah disana dimana kamu tidak pernah merasa sakitaku akan menjaga kenangan kita selamanya��..


6.       Empat tahun yang menyebalkan itu akhirnya berlalu, berakhir dengan cukup memuaskan setelah semua pengorbanan yang legal maupun tidak. Legal karena mengikuti aturan yang ditetapkan kampus. Tidak legal karena menyalahi aturan seperti memilih tidur nyenyak di rumah tatkala dosen berkepala ikan lohan memberi kuliah yang cukup dahsyat mensuplai kebutuhan sistem kantuk setiap pendengar.

Namun menjelang sidang meja hijau, beruntung Zsa masih diridhoi sang dewi fortuna yang mengiringinya sukses melewati babak-babak menegangkan itu selama tahap-tahap interogasi empat dosen berumur lebih setengah abad yang intelek nan sadis itu.

Flash back ke akhir tahun 2005 di bangku panjang yang berada di sepanjang koridor, di lantai dua:

Nunggu siapa?
Bus.
Semua orang udah hampir pulang tuh, kamu sendiri? Kalau aku punya helm, aku bisa antar kamu pulang.
Ngak usah, repotin aja.
Ngak pa-pa kok. Tunggu dulu ya, kamu jangan ke mana-mana dulu, aku coba tanya sama Budi dulu.
Leo kembali tanpa helm yang ia janjikan.
Itu si Edward sepertinya ada, coba aku tanya dulu.
Aduh, ngak usah. Kok pinjam sama dia.
Ngak pa-pa, ntar aku tanya dia dulu.
Lagi-lagi, Leo kembali tanpa hasil.

Kemudian terjadi percakapan demi percakapan. Ternyata dunia begitu sempit ya. gumam Leo setelah melalui percakapan mereka akhirnya tersibak beberapa hal dan beberapa orang yang mereka sama-sama kenal juga.

Senja mulai turun ke singgasananya. Jam analog di hp Zsa mulai beranjak lebih pukul enam. Hatinya mulai tidak tenang menunggu kehadiran abang bus yang tak kunjung muncul.

Sementara Leo masih menunggu bersama Budi, Edward, dan Didi di koridor. Edward sedang menceritakan tentang film animasi yang baru ditontonnya, membeberkan sisi-sisi humor film itu namun tak seorangpun yang nampaknya terkesan mendengar lelucon itu.

Zsa sedikit menguping percakapan mereka. Ya, nampaknya lelucon yang dibawakan itu tidak terlalu bisa mengocok perut. Saat itu mungkin Budi, Deni dan Zsa sendiri sedang berada pada alam pikiran masing-masing.

Leo kemudian bangkit, berjalan mendekati Zsa lagi. Kalau kamu berani, kamu ngak usah pakai helm aja, gimana? Ini kayaknya polisi juga udah ngak begitu perhatiin lagi kalo udah lewat jam 6. ucap Leo memberi alternatif yang sebenarnya cukup beralasan.

Namun entahlah, saat itu yang ada di benak Zsa yaitu ingin berada di sana. Ya, berada di sana, hanya ingin berdiri menyandarkan dirinya di koridor itu, menatap senja terbenam.
Begitu indah. Begitu langka. Kapan lagi Zsa bisa menatap senja seindah itu kalau bukan sekarang?

Zsa hanya bisa menolak tawaran Leo dengan halus. Dan benar saja, bunyi klakson busnya akhirnya hadir juga memecahkan suasana yang damai itu.

Zsa berpamitan, menatap penuh arti pada seseorang di sana.
Mereka tidak pernah diizinkan untuk bersatu.
Tidak sekarang, maupun nanti.
Begitu senja terbenam, terbenam pula semua harapan, dan kenangan.
Mungkin memang lebih baik begitu, batin Zsa pedih.
(didedikasikan buat seseorang yang tak pernah mengerti..)

7.      Lima Hari sebelum hari itu...
Senin,27 Nov 06 jam 12 siang
"Div...dengar2 katanya si itu mau nikah ya?menurut mu gmana?"Aku masih ga'ngerti siapa yang akan menikah,tapi sohibku ini tetap bertanya dengan gaya jahilnya "mau nikah?siapa?kamu?wah asik dong!" Tanya ku sambil berlalu.

Selasa,28 Nov 06 jam 6 sore
Ada apa ya?Aku bertanya dalam hati ku waktu Aku lewat depan rumahnya,sepertinya ada acara besar yang akan di gelar di rumah itu..tapi Ahh...apa urusan ku? Akupun berlalu.

Rabu,29 Nov 06 jam 7 pagi
Hari ini Aku harus buruan ke kantor karena ada upacara memeperingati suatu hari besar. Setelah Upacara,aku mendengar beberapa teman ku lagi ngobrolin sesuatu yang kalo didengar-dengar sih bisa bikin jantung ga'karuan.Tapi kenapa harus jantungku yang ga'karuan?ha ha ha...lucu banget?!Apa sih lebihnya orang itu? Akupun berlalu.

Kamis,30 Nov 06 jam 4 sore
Aku masih menatap undangan yang ada di tanganku,wah...orang yang pernah aku cintai dan yang pernah mengisi hari-hariku dulu,akan menikah??Tiba-tiba....teringat kembali waktu 4 tahun yang lalu,dimana kita masih punya mimpi yang sama tentang masa depan. Tapi sekarang masa depan itu sudah menjadi milik yang lain!.Tapi sebenarnya dari dulu aku sudah paham dan mengerti untuk tidak mempertahankan hubungan ini,tapi kenapa ada yang bergetar ketika nama itu disebutkan lagi?lengkap dengan undangan...lengkap juga rasa yang ku alami sekarang.

Kamis,30 Nov 06 jam 8 malam...seperti biasa,aku membawa segala kegalauan hatiku di dalam do'a,setelah itu...aku mengerti akan petuah kuno yang malam ini terasa akrab di telinga ku."cinta tak harus memiliki!"Kata-kata itu seperti roket yang melintas dalam pikiranku,aku terhentak!!!dan tentunya kembali bersyukur bahwa saat ini aku punya seseorang yang amat sangat mencintaiku...akupun tertidur!!!

Jumat,1 Desember 06 jam 7 malam
Dengan langkah ringan dan pasti,aku menuju ke pelaminan dimana orang yang pernah ku sayangi bersanding dengan belahan jiwanya.Selamat dan doa tulus mengalir dari lubuk hatiku yang paling dalam...aku pun berlalu...

Dalam hidup setiap orang pasti punya kenangan...entah itu manis,entah itu pahit dan semua itu akan memberi warna dalam hidup dan sangat berarti bagi orang yang selalu mensyukuri setiap hal yang terjadi,dan akupun belajar untuk itu...belajar untuk tidak menyia-nyiakan orang yang mencintaiku untuk yang kedua kali.

Jumat,1 Desember 06 jam 1 malam
Rrrrrrkkkk.....Rrrrrrrkkk....sepertinya Aku tidur dengan nyenyaknya,dan berharap besok bisa bangun dengan kesegaran yang lebih untuk menatap masa depan yang baru dengan kekasih yang baru.AUREVOIRRRR...masa lalu,WELCOMEEEEE...masa depan



8.      Siang itu Mereka berkumpul bersama, dua laki-laki dan tiga perempuan. Seperti biasanya memesan makanan dan minuman favorit masing-masing.
"Bu...! Biasa ya?"
"berapa orang? semua?!?!" nampak salah seorang dari Mereka mengangguk pelan dan melanjutkan percakapan yang sempat terpotong pada sesi pelajaran. Bukannya belajar malah diskusi, pun yang didiskusikan tentang hal-hal yang tidak berkenaan dengan masalah kampus. Pernyataan itu sempat juga terlontar dari salah satu teman Mereka, tapi hal itu tidak diindahkan. Toh segala tugas juga dikerjakan tanpa bantuan orang lain selain anggota dari Mereka sendiri, mengapa harus perduli...!
"uihh, makasih ya bu?? yuk semua" dan masing-masing dari Mereka mengambil bagiannya, sambil mengunyah sempat-sempatnya juga mengeluarkan beberapa patah kata.

Keesokan paginya tak urung juga Mereka bersama, silih berganti menanti yang belum tiba kekampus. Ada hal yang membuat Mereka sering dekat belakangan hari, selain jadwal ujian yang penuh dan mengharuskan Mereka sering berkumpul untuk membahas ujian yang akan dihadapi Mereka juga harus berpuas-puas ria untuk waktu ini karena akan menghadapi masa liburan yang lumayan panjang, ditambah lagi peraturan kampus yang mewajibkan mereka melaksanakan praktek dan mau tidak mau harus berpisah untuk beberapa saat.
"hei, gimana jadi prakteknya?"
"insyaallah, besok aq berangkat"
"keujung dunia ceritanya nih ya?"
"ye....orang keujung pulau kok"
"iyah sama aja" salah satu dari dua dari Mereka angkat bicara dan berbicara. Ya, ada yang praktek dikantor Papanya, praktek ditempat yang pernah dijadikan tempat praktek dan satu diantaranya praktek di Aceh atas pilihannya sendiri. Mereka diterima dan masing-masing sukses dalam hal ini. Walaupun demikian Mereka tidak memutuskan jalur komunikasi satu sama lain.

Beberapa saat setelah masing-masing sibuk dengan prakteknya.
"Eh hantu...susah bener sih dihubungin, udah sombong sekarang yah? jadi apa disana?"
"Lho bukannya situ yang susah dihubungin.."
"Ye...orang aq nelpon sama temenmu selalu nyambung kok, situnya aja yang gak ada."
"He...he... iya-ya, aq jadi operator nih. yah... paling gak nyambung ama kuliah kita,gak kayak yang duduk disana tuh...megang komputer aja tapi gak tau apa yang bakalan dikerjain. He....(seraya tertawa meledek dua bagian dari Mereka yang praktek bersama). Nah kamunya sendiri dibagian apa?"
"Aq??? pokoknya gak kayak kalianlah (sambil mengejek), kayak gak tau aja aq kan paling demen ama yang namanya switching, yah walaupun kemaren penempatannya rada gak nyambung tapi ya sukur aq sekarang ditempatin bagian sentral. Gimana hebatkan?"
"ye.. cantik situ yah? ehmpphhh awas kalo udah pulang kujitak tu kepala"
"ya iyalah, eits..ss gak boleh cemburu gitu donk?"
"iya ngerti, btw kapan pulang? bentar lagikan kita kuliah?"
"mungkin dua pekan Ramadhan, napa mangnya?"
"Loh jadi gak kuliah?"
"kuliah, cuma aq nyusul. Begitu selesai praktek aq langsung kuliah, tenang aja...!!?"
"kami tunggu yah? eh jangan lupa bawa oleh-oleh, beliin aq pisang sale Rp 20.000 nanti aq kasi uangnya belakangan soalnya temen aq doyan banget"
"iyah... udah dulu yah? bengkak nih pulsanya"
"ok da da bye bye"

Seminggu setelah percakapan yang singkat itu.
"Halo kak?"
"eh pa kabar dek? gimana prakteknya, sukseskan?"
"ya gitu deh, alhamdulillah baek2 ja"
"dek udah tau gak kabar temen adek?"
"anak semester 2 yah? udah tau. kecelakaan kan?" salah satu junior Mereka ada yang meninggal karena kecelakaan waktu hendak rekreasi. Tapi berita yang akan disampaikan ternyata tidak disadari bahwa ini tentang kabar salah seorang dari Mereka.
"Bukan? temen adek ada yang tewas kemaren malam........"

"kenapa gak ada yang ngasi tau ke aq? kalian kejam banget...! seolah-olah aq bukan bagian dari kalian.." sambil tersedu ia meluapkan emosinya pada temen perempuannya yang sehari-hari selalu bersama dengan teman lelakinya yang juga bagian dari Mereka.
"bukannya gitu...! aq udah telpon tapi abangmu yang menjawab....*kami udah mencoba telpon kekantormu tapi gak ada yang ngangkat* kamikan gak mau kamu disana terganggu atas insiden ini.."
"Persetan sama kalian semua..."Ia memaki ke semua orang yang ditelponnya yang seolah-olah mendiskriminasikan dirinya. Tapi apa mau dikata semua itu sudah terjadi dan garis takdir tidak dapat diubah.

Kini yang ada dihatinya hanyalah penyesalan kenapa disaat itu ia harus pergi jauh dari kumpulan Mereka, yang selalu menemani kesehariannya dikampus. Justru temannya yang inilah yang mempunyai mimpi yang sama dengan dirinya.
"Ingin Membuktikan Kepada Dunia Bahwa Ia Ada"

Mereka : Andriel - Arie - Ika - Susan - Aq
*To Andriel*
Teman, kitakan punya mimpi yang sama. Tapi kenapa kau mengubur mimpimu dengan ragamu tanpa mewujudkannya terlebih dahulu...? Kaulah inspirasiku untuk tegar. Kaulah yang selama ini kuanggap orang yang bisa kuajak berdiskusi tentang hidup.
Riel, mimpimu akan kuteruskan bersama dengan mimpiku. Damai dan Tenanglah kau dialam sana.
*Ria*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar